Senin, 28 April 2014

Asal Usul Gunung Batu Bangkai (Cerita Rakyat Kalimantan Selatan)


Legenda Gunung Batu Bangkai 

Beginilah Asal Usul Gunung Batu Bangkai, Konon di zaman dahulu, di suatu tempat, di provinsi Kalimantan Selatan, hiduplah seorang anak bernama Andung Kuswara bersama sama dengan janda tua. Andung Kuswara pintar dalam bidang pengobatan, Ilmu pengobatan yang ia peroleh tersebut berasal dari abahnya, tetapi abahnya sudah lama meninggal.

Suatu hari, Andung pergi ke hutan seorang diri, untuk mencari bahan – bahan pengobatan yang ia perlukan. Tetapi Di tengah perjalanan, ia melihat seorang kakek yang terluka karena terjepit pohon. Andung menolongnya dan memberikan pengobatan kepada kakek tersebut, sebagai ucapan terima kasih kakek itu memberikan kalung kepada Andu. Andu menerimanya dengan senang hati.

Hari demi hari pun berlalu dan kehidupan terus berjalan. Di tengah hari yang terik, Andung merenung dan berfikir untuk mencari kehidupan yang lebih baik, ia tidak ingin diam saja hidup miskin begini terus. Terlintas di benaknya untuk pergi merantau. Karena keinginannya yang sudah kuat itu, akhirnya ia meminta ijin kepada umanya untuk pergi merantau. Umanya tidak menahannya, karena melihat keinginan Undang yang begitu besar. Bebarapa waktu kemudian pergilah Andung dan tinggallah Uma Andung sendirian di tengah hutan belantara.

Berbulan-bulan sudah Andung meninggalkan umanya. Andung berjalan melewati banyak negeri dan perdesaan. Ilmu pengobatan yang ia punya, ia gunakan untuk mencari nafkah dan monolong orang.
Suatu hari Andung sedang memasuki negeri yang bernama Basiang. Tetapi di negeri Basiang sedang terkena wabah penyakit kulit. Andung pun mencoba mengobati penyakit salah seorang yang terkena penyakit kulit tersebut, ternyata setelah beberapa hari, orang itu sembuh. Kejadian itu membuat orang – orang di sekitar sana berbondong – bondong mencari Andung. Hingga Berita perihal kepandaian Andung dalam mengobati pun menyebar ke seluruh negeri dan sampai ke telinga Raja. Lalu mengundang Andung untuk mengobati putri Istana.

Ketika sampai di Istana, Andung sangat takjub melihat keindahan bangunan istana. Ia berjalan sambil mengamati setiap sudut istana, ukiran dan taman yang sangat indah ada disana. Sesampainya di ruangan Raja Andung di sambut dengan baik, Raja berharap sangat banyak terhadap Andung, dia sangat berharap putrinya dapat segera sembuh. Setelah berbincang – bincang cukup lama Adung di perintahkan menemui putri.

Sesampainya di ruangan Sang Putri, Andung pun dipersilakan masuk ke kamar Putri. Putri tergolek kaku di atas tempat tidurnya, wajah pucat dan tidak berdaya di lihatnya dari ekspresi wajahnya. Sesaat kemudian, Andung pun mengeluarkan seluruh kemampuannya tetapi tiada hasil. Perasaan panik mulai tampak dari muka Andung. Setelah beberapa hari berusaha mengobati Sang Putri, Andung mulai merasa lega karena keadaan putri mulai membaik.

Seluruh penghuni istana juga ikut bahagia melihat mendengar berita tentang Sang Putri. Paduka Raja sangat berterima kasih atas perbuatan baik yang dilakukan Andung. Karena rasa terima kasihnya, Raja menikahkan putri dengan Andung. Pernikahan berlangsung dengan meriah dan bahagia, tawa dan canda di sana.

Setelah hari berganti hari, Istri Andung pun hamil. Dan Sang Putri mengidam buah kasturi yang hanya tumbuh di Pulau Kalimantan. Karena cintanya kepada sang Putri begitu besar, Andung pun mengajak beberapa hulubalang dan prajurit untuk ikut bersamanya mencari buah kasturi ke Pulau Kalimantan.

Setibanya di Pulau Kalimantan, Andung berangkat ke daerah Loksado untuk mencari sebatang pohon kasturi yang dikabarkan sedang berbuah di sana. Tetapi betapa terkejutnya Andung, karena pohon kasturi itu berada tepat di depan rumahnya. Andung segera mengambil buah itu dan mengajak hulubalangnya segera kembali, karena Ia tidak ingin bertemu umanya. Ketika Andung menoleh Ia tersentak karena dia bertemu umanya. Seketika itu juga Andung berkata dan membentak kepada umanya “Hai nenek tua! Aku adalah raja keturunan bangsawan, pergilah dari sini jangan menggangu perjalanan kami”


Hancur luluh hati sang Uma dibentak dan dicaci maki, karena ia tahu pemuda tadi adalah anak kandungnya. Kalung yang dikenakannya, juga merupakan salah satu buktinya. Nenek tua itu berdoa kepada Tuhan, jika seandainya benar Dia adalah anakku, hukumlah dia. Tak lama setelah itu, Langit menjadi gelap gulita. Angin bertiup keras, suasana di sana berubah menjadi seram. Tiba-tiba kilat menyambar dan seketika itu juga Andung berubah menjadi batu berbentuk bangkai manusia. Andung tidak sempat lagi menyesali perbuatannya kepada umanya. 

Di dearah sana terdapat Gunung batu yang mirip bangkai manusia Penduduk di sekitar tempat kejadian tersebut, menamai gunung tempat peristiwa itu terjadi dengan sebutan Gunung Batu Bangkai. Gunung Batu Bangkai ini dapat dijumpai di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.