Sabtu, 10 Mei 2014

Asal Mula Terjadinya Burung Ruai (Cerita Rakyat Kalimantan Barat)

Asal Mula Terjadinya Burung Ruai

Asal Usul Burung Ruai – Dahulu kala di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, ada sebuah daerah yang banyak di huni oleh Suku Dayak, menurut cerita rakyat penduduk yang ada di sana telah terjadi suatu kejadian yang manakjubkan.Menurut informasi orang di daerah tersebut terdapat sebuah kerajaan kecil, yang letaknnya berdekatan dengan Gunung Ruai. Disana terdapat sebuah tempat bernama Gua Batu yang di huni oleh seorang kakek yang sakti.
Cerita ini bermula dari seorang raja yang yang mempunyai tujuh orang putri, tetapi raja itu tidak mempunyai istri lagi sejak meninggalnya permaisurinya. Di antara ketujuh orang putri itu ada satu orang putri yaitu si bungsu. Ayahnya sangat menyayanginya karena Si bungsu memiliki sifat baik, rajin, suka menolong dan taat pada orang tua. Berbeda dengan keenam kakaknya. Karena perbedaan ini lah, maka keenam kakaknya menjadi tidak senang terhadap Si Bungsu, dan lama kelamaan menjadi benci. Di suatu hari karena kebencian keenam kakaknya terhadap Si Bungsu, di saat Ayahnya sedang tidak ada di tempat, maka mereka memukul Si Bungsu hingga tubuh Si Bungsu menjadi kebiru – biruan.
Ketika Ayahnya melihat badan Si Bungsu yang kebiru – biruan akibat perlakuan kakak – kakaknya. Ayahnya menanyakan kejadian apa yang terjadi kepada Si Bungsu kepada keenam kakaknya, tetapi keenam kakak – kakaknya membuat alasan – alasan yang membuat Sang Ayah percaya bahwa tidak ada yang terjadi kepada Si Bungsu, semua hal itu hanya ketidaksengajaan saja. Karena percaya kepada keenam kakaknya, maka Sang Ayah tidak memperpanjang permasalahan tersebut. Begitulah kehidupan yang dialami Si Bungsu.
Suatu hari Sang Raja mendapatkan akan berkunjung ke kerajaan lain dengan maksud untuk mempererat hubungan antar kerajaan. Ketujuh anak ( putrinya ) tidak ketinggalan untuk mendengarkan berita tentang kepergian ayahnya tersebut. Dan pada saat kepergian Ayahnya semua urusan kerajaan dan segala sesuatunya untuk sementara di limpahkan kepada Si Bungsu. Mengetahui hal itu, keenam kakaknya timbul niat jahat terhadap adiknya. Sang Raja pun akhirnya pergi.
Setelah keberangkatan Sang Raja, karena kebencian keenam kakaknya terhadap Si Bungsu, maka keenam kakaknya merencanakan rencana jahat. Setelah mengadakan perundingan di antara keenam maka pada suatu siang keenam kakak di bungsu tersebut memanggil si bungsu, dan mengajak Si Bungsu pergi mencari ikan ( menangguk ) yang di dalam bahasa Melayu Sambas. Si Bungsu pun menjadi bahagia karena dia berfikir bahwa kakaknya mau berteman lagi dengan dia. Setelah menuju lokasi tempat mencari ikan yaitu Gua Batu, Si Bungsu disuruh masuk terlebih dahulu ke dalam gua, yang kemudian diikuti oleh kakaknya. Tetapi setelah memasuki gua yang semakin lama semakin dalam, keenam kakaknya meninggalkan dia keluar dari gua. Karena tidak tahu bahwa kakaknya telah meninggalkan dia, Si bungsu terus berjalan masuk ke dalam gua, dan lama kelamaan menbuat dia tersesat. Suasana gua yang gelap gulita membuat si bungsu menjadi betul – betul kehabisan akal untuk mencari jalan keluar dari gua itu.
Tidak lama kemudian keenam kakaknya pulang dari gua batu menuju rumahnya tanpa membawa si bungsu dan pada akhirnya si bungsupun tersesat. Tanpa terasa Si Bungsu berada dalam gua itu sudah tujuh hari tujuh malam lamanya, namun tak di sangka – sangka suara bergemuruh muncul dan diikuti oleh ra seorang kakek tua renta yang diikuti rasa takut Si Bungsu, tapi setelah suara gemuruh itu berhenti muncullah seorang kakek sakti dan berada tepat di hadapan si bungsu,lalu dengan kesaktian kakek tersebut, dia berencana menghilangkan segala penderitaan Si Bungsu, dengan sekejap titik-titik air mata si bungsu secara tiba – tiba berubah menjadi telur-telur putih yang besar, kemudian si bungsupun diubah menjadi seekor burung yang indah bulunya. Lalu burung tersebut diberi nama Burung Ruai. “apabila aku telah hilang dari pandanganmu maka eramlah telur tersebut supaya menjadi burung – burung sebagai temanmu ! ” pesan kakek terhadap Si Bungsu.
 Kemudian secara spontanitas si bungsu telah berubah menjadi seekor burung dengan menjawab pembicaraan kakek sakti itu dengan jawaban kwek … kwek … kwek … kwek …. kwek, Bersamaan dengan itu kakek sakti itu menghilang bersama asap dan burung ruai yang sangat banyak jumlahnya dan pada saat itu pula burung-burung itu pergi meninggalkan gua dan hidup di pohon depan tempat tinggal si bungsu dahulu, dengan bersuara kwek … kwek …. kwek … kwek …. kwek, Mereka menyaksikan kakak – kakak si bungsu yang dihukum oleh ayahnya karena telah membunuh si bungsu.

http://www.cerita-rakyat.com/2012/06/asal-mula-terjadinya-burung-ruai/

2 komentar: