Sejarah
Kelenteng Ancol memang panjang. Konon, Kelenteng yang dalam bahasa Tionghoa
disebut Da Bo Gong Miao atau Kelenteng Da Bo Gong ini dibangun sejak 1650.Keterangan soal tahun pembangunan ini senada dengan prasasti yang terdapat
dalam kelenteng pada restorasi tahun 1923. Pembangunan kelenteng Ancol sendiri
didasarkan pada cerita cinta Sampo Soei Soe dengan Siti Wati. Kisah ini
diturunkan dari mulut ke mulut, dan telah menjadi cerita rakyat betawi yang terkenal.
Dikisahkan Sampo Toalang dan anak buahnya berlayar dari China menuju Pelabuhan
Sunda Kelapa. Di tengah perjalanan, kapal yang mereka tumpangi oleng akibat
diterjang ombak yang begitu besar. Hal yang sungguh mengherankan, mengingat
cuaca sedang cerah.
Namun, keheranan Sampo Toalang beserta anak buahnya terjawab, tatkala muncul
seekor naga menghadang laju kapal. Rupanya, gelombang ombak yang terjadi
disebabkan oleh naga laut itu.
Sampo Toalang tak tinggal diam. Dia maju menghunuskan pedangnya. Pertarungan
dua makhluk beda habitat itu segera berlangsung seru, dan dimenangkan oleh
Sampo Toalang di akhir pertarungan. Anak buah Sampo Toalang pun bersorak
gembira karena tak ada lagi yang menghalangi mereka. Karena itu, laju kapal
Sampo Toalang tak terbedung lagi untuk segera sampai ke Pelabuhan Sunda Kelapa.
Ketika mendekati Pelabuhan Sunda Kelapa, mendadak Sampo Tualang memerintahkan
anak buahnya untuk berhenti di Ancol. "Saudara-saudara, kita berlabuh di
Ancol. Sunda Kelapa sedang dilanda banjir. Selama didarat kalian semua kerjakan
tugas masing-masing dengan baik."
Dalam cerita rakyat Indonesia disebutkan jika para anak buah Sampo Toalang
menyebar, mengerjakan tugas masing-masing. Di antara para anak buah Sampo
Toalang itu, ada seorang juru masak bernama Ming.
Tugasnya selama berlabuh di Ancol adalah membeli bahan makanan sebagai bekal
perjalanan di laut.
Namun, bukannya mengerjakan tugasnya dengan benar, Ming justru kepincut gadis
lokal saat dia tengah sibuk berbelanja. "Siapakah gerangan gadis
itu?" tanya Ming dalam hati. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Ming
segera menghampiri gadis yang dilihatnya itu dan menyapanya tanpa sungkan.
"Salam. Namaku, Ming. Boleh aku berkenalan dengan Anda, Nona?"
Gadis itu tersenyum. Dengan ramah, dia juga memperkenalkan dirinya.
"Salam. Namaku, Siti. Lengkapnya Siti Wati."
Begitu berkenalan dengan Siti Wati, Ming memutuskan untuk menetap di Ancol. Dia
mengundurkan diri sebagai juru masak di kapal Sampo Tualang. Sampo Tualang sih
tak masalah dengan keputusan Ming.
Singkat cerita, Ming dan Siti Wati akhirnya menikah. Di Ancol, Ming terkenal sebagai juru masak yang piawai meracik masakan dan memperkenalkan resep warisan leluhur yang diketahuinya kepada masyarakat Ancol.
Setelah bertahun-tahun tinggal di Ancol, Ming dan Siti Wati sakit keras dan meninggal dunia. Masyarakat Ancol pun membangun sebuah kelenteng demi mengenang kebaikan mereka berdua. Kelenteng itu dinamai Kelenteng Ancol.
Demikianlah cerita rakyat Indonesia Kelenteng Ancol yang legendaris. Mungkin terdapat banyak perbedaan dengan fakta sejarahnya. Namun, begitulah ceritanya.
Siapa nama lengkap Sampo Soei Soe, dan bermarga apa?
BalasHapus